Minggu, 17 Juni 2012

Upacara Tarub

Upacara Tarub pada Perkawinan Gaya YogyakartaIstilah Tarub sudah dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan Surakarta yang berarti hiasan dari  daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di sisi
Tratag serta ditempelkan pada pintu gerbang tampat resepsi. Perlengkapan utama yang dibutuhkan dalam tarub adalah Tuwuhan. Pemasangan tarub beserta tuwuhannya ini menurut tradisi jawa  berdasarkan perhitungan waktu, hari dan tanggal yang cermat. Pelaksanaannya biasanya bersamaan dengan berlangsungnya upacara siraman hanya waktunya berbeda, misalnya pasang tarub dilakukan pukul 09.00, kemudian upacara siraman dilakukan pukul 11.00 atau sore dan dilakukan oleh para pinisepuh keluarga pengantin putri dibantu para tetangga.
Sebelum tarub dan semua perlengkapannya dipasang, sajeb tarub sudah disediakan di dekat pemasangan tuwuhan. Sajen adalah sajian yang dipersembahkan kepada arwah nenek moyang dan kekuatan gaib dalam suatu upacara. Sajen dalam upacara tarub ini banyak macamnya, yaitu berupa:
  1. Sangan terdiri dari pisang raja setangkep, kembang telon yang terdiri atas bunga kenangan, melati dan kanthil, kapur sirih, gambir dan lawe wenang.
  2. Tumpeng Robyong mcrupakan tumpeng yang terdiri atas sayur-sayuran rebus seperti kol, wortel kangkung  dan kacang panjang. Juga dilengkapi dengan Lombok palang (lombok merah yang dipasang secara vertikal dan horizontal), telur rebus dan bawang merah/brambang.
  3. Tumpeng Gandhul diletakkan di tengah-tengah nyiru, di pinggirnya dihias dengan bermacam-macam jajan pasar dan tujuh macam jenang (bubur) rneliputi jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro, jenang plirit, jenang palang, jenang pager ayu dan jenang tumpang.
  4. Tumpeng Megono, merupakan tumpeng yang dilengkapi dengan bumbu pedas dan Lauknya terdiri atas sayur-sayuran rebus, antara lain: kol, kangkung, kacang panjang, buncis, dan lain-lain. Tumpeng Megono ini, nantinya akan digunakan sebagai Sajen dalam kamar pengantin.
  5. Nasi liwet  dengan lauk srundeng atau kelapa parut yang digoreng, nasi ambeng, nasi kebuli, nasi punar, golong lulut sejodoh (sepasang) diletakkan diatas dadar telur dan ditutup dengan dadar telur.
  6. Jajan Pasar yang terdiri dari:
  • ­Buah buahan, meliputi pala gumantung (buah-buahan yang menggantung di dahan), Pala kependem (buah-buahan yang berasal dari akar yang terpendam) direbus, dan pala kesampir(buah-buahan yang menempel pada dahan yang menjalar di tanah).
  • ­Bermacam-macam makanan tradisional seperti jadah bakar, tempe kripik, roti randan/roti tawar, rujak degan/ kelapa muda.
  • ­Kopi Pahit (tanpa gula), teh pahit, sebatang cerutu.
  • ­Brokohan terdiri atas satu gelas dawct, seperempat kelapa, satu butir telur itik mentah, satu sisir gula  merah. Pada saat upacara tarub, brokohan diletakkan sebagai sesaji di bawah temnat tidur kamar pengantin beserta dengan tumpeng megono.
  • ­Ketan mana warna dan ketan kolak apem .
  • ­Jangan (sayur) menir dan jangan padamara.
  • ­Pisang ayu (pisang emas) dengan cunduk bunga
  • ­Pisang raja dan pi sang pulut masing-masing satu sisir yang berjumlah genap.
  • ­Arang Kembang merupakan beras ketan digoreng sangan kemudian diberi air dan gula.
  • ­Kembang pari  merupakan beras ketan yang digoreng sangan dan dicampur dengan enten-enten kelapa, yang digunakan untuk sesaji Dewi Sri.
  • ­Bunga Telon (kenanga, kanthil, melati).
  • ­Empluk-empluk, merupakan sejenis gerabah kecil-kecil untuk mainan anak-anak, berisi beras, telur ayam kampung, bumbu dapur, cermin dan sisir.
  • ­Dua buah kelapa yang masih ada serabutnya digandeng jadi satu dan dimasukkan ke dalam sumur.
  • ­Empon-empon (ramuan tradisional)
  • Kendi/klenting kecil diisi air tempuran yang diambil dari pertemuan antara dua sungai.
  • ­Jlupak/damar/pelita, terbuat dari tanah liat yang diisi minyak kelapa diberi garam sedikit dan sumbu yang terbuat dari kapas, dinyalakan pada saat upacara dimulai.
  • ­Kinang(daun sirih lengkap)
  • ­Kepala kerbau dapat diganti dengan daging kerbau, jerohan, otak dan mata sebagai syarat.
  • ­Kolak Kencana (pisang emas yang masih lengkap dengan kulitnya dimasak kolak).
  • ­Tempe Mentah  yang dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan merang (tangkai padi)
  • ­Satu butir kelapa yang sudah dihilangkan serabutnya.
  • ­Satu tangkep(tangkup) gula kelapa
Kecuali sajen diatas masih ada Sajen bucalan. Perlengkapan Sajen bucalan meliputi anak untuk tempat sajen yang terbuat dari pelepah pisang dan kisi-kisinya terbuat dari anyaman bambu. Anak tersebut diisi tumpeng kecil-kecil yang berwarna- warni (rnerah putih, hijau, kuning, hitam) ditambah irisan buah-buahan, gecok mentah, uang logam, cerutu, bunga telon. Setiap satu rangkaian diletakkan di tempat-tempat tertentu seperti:
  1. Kamar mandi
  2.  WC
  3. Dapur
  4. Diibawah tuwuhan dua rangkai (sisi kanan dan kiri)
  5. Gerbang masuk ke halaman
  6. Perempatan atau pertigaan jalan yang dekat dengan rumah
  7. Jembatan yang dekat rumah.


Perlengkapan Tarub selain janur kuning dan sajen•sajen, masih ada lagi tuwuhan lengkap dengan rangkaiannya. Rangkaian Tuwuhan terdiri dari:
  • ­    Dua   batang pohon pisang raja yang sedang berbuah dan sudah tua, lengkap dengan daunnya
  • ­    Dua janjang kelapa gading
  • ­    Dua untai padi jenis unggul yang sudah tua
  • ­    Dua batang tebu wulung yang lurus, lengkap dengan daunnya
  • ­    Daun beringin
  • ­    Daun dhadhap srep.
Rangkaian tetuwuhan tersebut kemudian dijadikan dua bagian dan selanjutnya akan dipasang di sebelah kanan dan kiri pintu gerbang masuk.

Rangkaian Upacara Tarub. Setelah semua perlengkapan disiapkan dan para pinisepuh
Keluarga calon  pengantin wanita serta para tetangga yang akan membantu siap, selanjutnya Bapak, Ibu dan seluruh keluarga yang punya hajat duduk di dekat Sajen tarub untuk mohon kepada tuhan agar rangkaian upacara perkawinan yang akan dilaksanakan dapat berjalan lancardan diberi keselamatan hingga seluruh upacara selesai. Kemudian dilanjutkan pemasangan tarub tuwuhan. Setelah selesai, dilanjutkan pemasangan bleketepe yang terbuat dari anyaman daun kelapa untuk menutup rumah yang ada tutup keyongnya. Tutup keyong merupakan rumah berbentuk limasan/runcing dcngan lubang berbentuk scgi tiga di bawahnya. Pemasangan bleketepe bertujuan sebagai penolak bala. Dewasa ini, bleketepe biasa dipasang di atas pintudepan dan tengah-tengah antara kedua tuwuhan.
Setelah upacara pemasangan tarub, tuwuhan dan bleketepe selesai, Sajen dapat dilorot (diambil dari tempat upacara karena sudah selesai digunakan) untuk dimakan bersama dcngan para tenaga yang membantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar